Senin, 19 Maret 2012

kebenaran Al-Qur'an sebagai wahyu Allah SWT


Benarkah AL-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan oleh ALLAH??

Jawabannya sudah pasti benar sesuai dengan apa yang kita yakini selama ini dan di yakini oleh umat islam di seluruh dunia. Akan tetapi jika ada pertanyaan tentang bagaimana anda bisa membuktikan bahwa benar al-qur’an merupakan wahyu yang diturunkan Allah SWT? Mungkin tidak banyak orang yang mampu menjelaskannya.


Pertanyaan seperti ini sudah menjadi problem sejak zaman kenabian. Takkala musuh-musuh islam berusaha menghancurkan keyakinan umat islam dengan menebar benih keraguan dalam diri mereka melalui pertanyaan yang menanyakan akan kebenaran kitab suci al-qur’an sebagai wahyu yang diturunkan oleh allah kepada rasullullah Muhammad saw.

Banyak majelis-majelis maupun forum-forum ilmiah yang membahas tentang ini dan sedikit memberikan pencerahan terhadap problema yang dihadapi seputar pertanyaan di atas. berikut sedikit ulasan penjelasan seputar pertanyaan tersebut yang diperoleh melalui kajian-kajian maupun forum-forum ilmiah yang pernah di ikuti.


Dalam al-qur’an banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang kebenaran al-qur’an sebagai kitab yang bersumber/diturunkan oleh ALLAH SWT kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril, diantarannya adalah:

Q. S asy syu’ara ayat 192-193 yang artinya:
“dan sesungguhnya al-qur’an ini benar diturunkan oleh tuhan semesta alam. Dia dibawah turun oleh ar-ruh al-amin (jibril) kedalam hati (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang member peringatan”
Q.S Al-baqarah ayat 285 yang artinya:
“rasul telah beriman kepada al-qur’an yang diturunkan kepadanya dari tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada ALLAH, malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya dan rasul-rasulnya…”
Q.A Aal-baqarah ayat 85 yang artinya:
“dan sesungguhnya kami telah mendatangkan al kitab (taurat) kepada musa, dan kami telah menyusulnya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu’jizat) kepada isa putra maryam dan kami memperkuatnya dengan ruhul Qudus (jibril)…
Q.S Al maidah ayat 48 yang artinya:
“dan kami telah menurunkan kepadamu AL-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lainnya itu, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu”
Beberapa ayat di atas menerangkan kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu yang diturunkan oleh ALLAH SWT kepada rasul Muhammad SAW melalui jibril. Lebih tegas lagi dalam al-qur’an sendiri ALLAH membenarkan kitab-kitab sebelumnya seperti taurat, zabur dan injil. hal ini mengindikasikan bahwa Al-Qur’an merupakan kitab yang menyusul kitab-kitab sebelumnya dan menjadi penyempurna kitab taurat, zabur dan injil. bagi orang yang beriman dan diberikan hidayah penjelasan dari ayat-ayat di atas cukup untuk dapat menghilangkan keraguan mereka, akan tetapi tidak bagi orang-orang yang mendewakan logika. Menjadikan logika sebagai standar untuk menilai kebenaran bukanlah sebuah kesalahan sebab iman yang dibangun melalui proses berpikir jauh lebih kokoh pondasinya daripada tidak. Berikut adalah penjelasan lenih lanjut seputar pertanyaan diatas.
 
1. Al-Qur’an merupakan kitab berbahasa Arab. Kemungkinan akan muncul sebuah persepsi yang mengatakan bahwa Al-Qur’an merupakan karangan orang arab. Hal ini tidak bisa di terima oleh akal sebab Al-Qur’an sendiri membantahnya dengan menantang untuk membuat karya yang serupa sebagaimana diterangkan dalam Q.S. hud ayat 13 yang artinya:
“katakanlah: maka datangkanlah sepuluh surat yang (dapat) menyamai”
Ditegaskan lagi dalam Q.S yunus ayat 38 yang artinya:
“katakanlah: (kalau benar apa yang kamu katakan) maka cobalah datangkan sebuah surah yang menyerupainya”
Kendati orang-orang arab pada masa itu telah berusaha keras mencobanya, akan tetapi tidak berhasil. Hal ini membuktikan bahwa Al-Qur’an bukan berasal dari mereka (orang arab). Keindahan kata-kata dalam al-qur’an tidak aka nada yang mampu menandinginya sekalipun dia adalah Muhammad SAW.

2. Kemungkinan Al-Qur’an sebagai karangan nabi Muhammad SAW pun tidak dapat diterima oleh akal sehat sebab nabi Muhammad adalah orang arab. Bagaimanapun jeniusnya, ia tetap sebagai bagian dari anggota masyarakat atau bangsanya. Sebagaimana seluruh bangsa tidak mampu menghasilkan ayat yang serupa dengan Al-Qur’an maka masuk diakal bahwa ia pun tidak mampu melakukannya karena ia merupakan orang arab.

3. Didalam Al-Qur’an terdapat pula fakta-fakta ilmiah yang tidak mungkin diketahui oleh bangsa arab pada masa itu mengingat ilmu pengetahuan belum berkembang seperti sekarang. Tetapi fakta-fakta itu dijelaskan dengan tepat dan diakui kebenarannya. Seperti ilmu kedokteran ditanah arab boleh dikatakan tidak ada. Yang ada hanyalah ilmu pengobatan secara primitif dan takhyul. Namun dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang menerangkan proses embriologi sebagamana tertera dalam Q.S Al-mu’minuun ayat 12-14 yang artinya:
“dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dar tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu (segumpal) darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang. Kemudian tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Sesudah itu kami jadikan ia makhluk berbentuk lain. Maka mahasuci allah pencipta yang maha baik”
Dan pada mulanya ahli-ahli ilmu falak menetapkan bahwa matahari tetap, tidak berjalan (beredar) dan hanya bumilah yang beredar di sekeliling matahari, tetapi Al-Qur’an menegaskan bahwa matahari juga berjalan. Dalam surat yasin ayat 38 menerangkan bahwa:
“dan matahari itu beredar ditempat peredarannya. Demikian ketetapan dari yang maha perkasa lagi maha mengetahui”
Kedua ayat diatas mampu menjelaskan fakta ilmian tentang proses pembentukan janin secara jelas dan terurut serta fakta ilmiah tentang proses peredaran matahari dan bumi. Di tengah kondisi ilmu pengetahuan yang belum berkembang saat itu Al-Qur’an mampu menjelaskan fakta ilmiah tersebut dengan benar dan dibenarkan (tidak terbantahkan sampai saat ini). Hal ini mengindikasikan bahwa Al-Qur’an bukanlah karangan orang arab atau karangan nabi Muhammad SAW melainkan ia berasal dari sesuatu yang maha tahu yaitu tuhan semeta alam.

Sebelum mengakhiri tulisan ini saya ingin mengingatkan bahwa perumpamaan ilmu tuhan dengan manusia itu ibarat tangan yang di celupkan kedalam lautan dan ketika di angkat, maka perhatikan air yang menetes di ujung jari itu adalah ilmunya manusia sedangkan lautan adalah ilmunya tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar